Yahudi Sebagai Wacana Simbol Dalam Wacana Pemikiran Islam Indonesia Masa Kini

a. kaset, al-quran dan konspirasi
Pada tahun 1986 seorang ulama di Bima mengeluh kepada peneliti dari LIPI tentang keberadaan kaset rekaman bacaan Al Qur'an yang dijual di mana-mana. "Sekarang semakin banyak orang puas dengan menyetel kaset saja, mereka tidak berminat lagi untuk belajar qira'ah Al Qur'an sendiri." Berbagai teknologi baru, menurut hematnya, sangat membahayakan agama Islam. Ia mencurigai gejala ini berkaitan dengan konspirasi Yahudi-Zionis untuk menghancurkan Islam. Dalam ceramah-ceramahnya, ia sering menyinggung ancaman-ancaman Yahudi terhadap Islam. Ulama yang pernah bermukim di Makkah selama beberapa tahun ini, menceritakan kepada peneliti tadi bahwa ia banyak tahu tentang tipu daya Yahudi itu dari majalah-majalah yang diterimanya dari Rabithah Al-`Alam Al-Islami (Al-Rabithah dan Muslim World News); selain mengutip pula buku yang bernada ancaman terhadap kemajuan dan perkembangan Islam di dunia seperti Al-Maka'id al-Yahudiyah dan Rencana Yahudi terhadap Penghancuran Islam. Ketika peneliti bertanya gejala apa di Indonesia yang dianggapnya sebagai aktivitas Yahudi- Zionis, ditudingnya organisasi-organisasi seperti Lions Club.
a. Yahudi Sebagai Ancaman Terhadap Nilai-Nilai Tradisional
Beberapa tahun terakhir kita semakin mendengar kata-kata “Yahudi” dipakai sebagai julukan negatif bagi perkembangan, pemikiran atau sikap yang dianggap membahayakan umat Islam. “Yahudi” telah menjadi simbol dari sesuatu yang tidak mudah diungkapkan secara eksplisit. Yang dimaksudkan, bukan agama Yahudi ataupun kelompok Zionis ekstrim, namun sesuatu yang lebih abstrak dan tersembunyi.
Ada dua hal yang menarik berkenaan dengan munculnya Yahudi sebagai simbol dalam wacana Islam di Indonesia. Pertama, Yahudi seringkali disebut dalam konteks kekhawatiran adanya konspirasi untuk menghancurkan umat Islam. Kedua, teori-teori konspirasi dan kecenderungan untuk mengkambinghitamkan Yahudi oleh negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Mesir. Kebencian mereka kepada orang Yahudi tidak bisa dilepaskan dari masalah Palestina.
Sumber yang sering menjadi rujukan, yaitu Al Maqq'id Al-Yahudiyah (protokol-prorokol para sesepuh zion atau ayat-ayat setan Yahudi) merupakan hasil fabrikasi beberapa orang anti Yahudi Rusia dan kemudian dipergunakan sebagai alat propaganda nazi Jerman. Buku inilah yang merupakan legitimasi utama bagi pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi oleh Nazi Jerman. Isi dari protokol itu konon adalah strategi Yahudi untuk menguasai dunia, melalui kapitalisme dan komunisme, demokrasi maupun kediktatoran, revolusi maupun liberalisasi ekonomi.
Antisemitisme (sikap anti Yahudi) di Eropa, merupakan reaksi terhadap perubahan sosial dan ekonomi, serta berkembangnya kapitalisme modern, terhadap gerakan-gerakan liberalisme dan sosialisme, republikanisme dan sekularisme yakni terhadap melorotnya previlege-previlege lama. Muncullah kepernayaan bahwa semua perubahan sosial dan politik tidak disebabkan oleh dinamika perkembangan sistem ekonomi kapitalis melainkan direncanakan oleh sebuah persengkongkolan orang yang ingin mendominasi seluruh dunia : Yahudi dan atau Freemansonry (Vrijmetselarij).
Freemansonry merupakan organisasi rahasia, didirikan di London pada 1717. Freemansonry sangat cepat tersebar di negara-negara Eropa dan telah menjadi musuh bagi gereja katolik. Sejumlah pemikir, politisi, seniman terkemuka masuk dalam Freemansonry, seperti Goethe, Kant, Hegel, Mozart, Voltaire, Rousseau. bahkan Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh masuk Freemansonry ketika mereka di Perancis. Sebagai organisasi, Freemansonry tidak ada hubungannya dengan keYahudian.
b. Lahirnya Gerakan Zionisme
Sebagai reaksi terhadap antisemitisme, muncullah gerakan Zionisme. Muktamar pertama di adakan di kota Bassel, Swiss tahun 1897. pendiri gerakan ini adalah orang Yahudi sekuler dari Jerman dan Austria. Bagi mereka keyahudian merupakan identitas nasional, bukan identitas agama, dan Zionisme adalah nasionalisme dari suatu bangsa yang belum mempunyai negara. Cita-cita mereka, mendirikan suatu negara nasional yang sekuler bagi orang-orang Yahudi.
c. Asal-Usul “Protokol Zion” Dan Antisemitisme Eropa
Buku Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion, sebagian besar diambil dari sebuah roman yang ditulis tahun 1864 oleh seorang pengacara Perancis, Mourice Joly sebagai kritik terselubung terhadap diktatur kaisar Napoleon III, yang berjudul Dialog dalam Neraka antara Montesquie dan Machiavelli. Namun buku ini tidak ada hubungannya dengan “masalah Yahudi”. Ini hanyalah sebuah kritikan dari Montesquie dan Machiavelli terhadap kebijakan sang kaisar yang disembunyikan dengan perkataan yang manis dan indah.
Penyusunan protokol mencuplik perkataan sinis Machiavelli itu seolah-olah diusulkan sebagai kebijaksanaan oleh suatu komite rahasia tokoh Yahudi. Perkataan Montesquie juga di cuplik untuk mengesankan bahwa semua gerakan yang melawan status quo, dari liberal moderal sampai sosialis radikal, merupakan bagian dari komplotan Yahudi jahat yang yang ingin menghancurkan dunia kristen.
Protokol-protokol pada awalnya di terbitkan di Rusia dan ikut menyebabkan progrom-progrom (pembantaian massal) terhadap Yahudi. Hitler menganggap buku ini sebagai propaganda. Lebih dari 100.000 eksemplar protokol ini dicetak di Jerman, dan terjemahan inggrisnya juga laris di Inggris dan Amerika Serikat. Baru setelah negara Israel berdiri dan pengusiran terhadap sebagian warga Palestina oleh Zionis , buku ini mulai dikenal di Arab dan cepat menjadi buku pegangan.
Propaganda antisemitisme Jerman juga mencapai Jepang, tempat yang tidak ada Yahudinya sama sekali. Tetapi “konspirasi Yahudi untuk menguasai dunia” oleh pihak militer juga pernah dipakai oleh Jepang saat menghadapi legitimasi serangan Cina. Bahkan yang dibenci orang antisemit disana, agaknya, bukan orang-orang Yahudi tertentu melainkan budaya perkotaan dan kemodernan pada umumnya.
d. Antisemitisme dan zionisme adalah dua sekutu
Diantara keduanya terdapat kepentingan yang bersama : para zionis ingin mengajak orang Yahudi dari Eropa ke negara yang ingin diciptakan, sedangkan para antisemit merencanakan ‘pembersihan etnis”. Keberhasilan kedua gerakan politik tersebut merupakan salah satu tragedi terbesar di abad ke 20.
e. Dunia Islam dan Yahudi
Kedudukan orang Yahudi di dunia Islam pada umumnya lebih baik daripada di Eropa. Bukan tidak ada diskriminatif atau kebencian terhadap mereka, tetapi sebagai Ahl Al-Kitab mereka biasanya dilindungi.
Dalam Islam, tidak sulit mencari alasan religius untuk membenci Yahudi. Karena terdapat sejumlah ayat Al-Quran yang mengutuk orang Yahudi Madinah dan bisa ditafsirkan sebagai anjuran untuk senantiasa mencurigai dan membenci kaum Yahudi. Dan ayat-ayat ini baru muncul belakangan menjadi begitu populer. Sebab kebencian sebenarnya adalah keberadaan negara Israel ditengah-tengah negara Arab dan kekuatan dahsyat tentara Israel. Tulisan anti Yahudi, tampaknya lebih dipengaruhi buku anti semit di barat seperti protokol-protokol ketimbang ayat-ayat Al-Quran.
Palestina : nasionalisme atau Islam ?
Kekalahan militer negara-negara Arab oleh Israel menimbulkan persepsi bahwa sosialisme dan nasionalisme telah gagal sebagai ideologi layak, dan mendukung munculnya ‘alternatif islam” yang sejak dulu disponsori oleh Arab Saudi. Lahirnya ideologi islam politik berkaitan erat dengan faktor keberadaan Israel. Faktor lain, tentunya minyak dan kenaikan harga minyak sejak 1973 (berkaitan langsung dengan perang Arab Israel dan boikot minyak).
Wacana dominan tentang Israel mulai ditentukan oleh Arab Saudi daripada Mesir dan berubah dari wacana nasionalisme (Israel melawan Arab) menjadi agama (Yahudi lawan Islam).
f. “ Protokol Zion” di Indonesia
Pembicaraan tentang Yahudi, zionisme dan Israel dikalangan Islam Indonesia tampaknya cukup dipengaruhi oleh buku protokol-protokol para sesepuh zion dan tulisan antisemitis barat.
Salah seorang yang tampaknya sangat berperan dalam memperkenalkan protokol-protokol di Indonesia agaknya prof. Dr. Ahmad shalaby, guru besar dari Mesir yang pernah mengajar di PTAIN di Yogyakarta pada tahun 1950-an. Bukunya Perbandingan Agama : Agama Yahudi, membicarakan panjang lebar tentang protokol-protokol. Shalaby menyuguhkan Protokol-Protokol Para Sesepuh Zion, dan seolah-olah ini menjadi teks keagamaan Yahudi. Dan menurut penulis ilmu perbandingan agama dari fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga juga percaya bahwa “Protokol Pendeta Zionis” merupakan kitab sakral Yahudi ketiga setelah Perjanjian Lama dan Talmud.
Pada tahun 1982, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Agama (LPPA) Muhammdiyah dan Rabithah Al-A'alam Al-Islami masing-masinG menerbitkan Freemansonry sebagai organisasi rahasia Yahudi. Buku Rabithah menyebut adanya keraguan tentang kebenaran protokol tetapi menegaskan ia benar-benar dokumen asli. Dan pada tahun-tahun berikutnya di Indonesia terbit sejumlah terjemahan atau adaptasi protokol-protokol, diantaranya :
a. (versi ringkas dalam:) Dr. Darouza, Mengungkap Tentang Yahudi: Watak, Jejak dari Kasus-Kasus Lama Bani Israel. Surabaya: Pustaka Progresif, 1982. (terbitan asli: Damascus 1970)
b. (dikomentari panjang dalam:) DR. Majid kailany, Bahaya Zionisme Terhadap Dunia Islam. Solo: Pustaka Mantiq, 1988. (terbitan asli: Jeddah, 1984).
c. Skenario Rahasia Untuk Menguasai Dunia. Bandung Hizbul Haq Press, tanpa tahun. (kata pengantar ditulis di Pakistan).
d. Ayat-Ayat Setan Yahudi. Dokumen rahasia yahudi menaklukkan dunia dan menghancurkan agama. Jakarta: PT Pustakakarya Grafikatama, 1990. (kata pengantar di tulis oleh “social reform society” Kuwait)
g. Daya Tarik Teori Konspirasi
Teori-teori konspirasi mempunyai daya tarik kuat karena merupakan penjelasan yang mudah dipahami dan sekaligus menunjukkan kambing hitam. Teori konspirasi meletakkan tanggung jawab atas segala hal yang tidak disenangi orang lain. Teori konspirasi yang disebarkan oleh penyusun protokol-protikol menawarkan penjelasan semua peristiwa politik dan ekonomi yang telah terjadi selama satu abad ini: berkembangnya kapitalisme maupun gerakan-gerakan komunis, rovolusi maupun kontrarevolusi, modernisasi dan rasionalisasi sistem ekonomi, liberalisasi dan sekularisasi: semuanya konon direkayasa oleh komplotan Zionis yang hebat.
Teori konspirasi ini sangat berbeda dari analisa kongkret tentang kekuatan dan strategi nyata zionisme. Negara Israel, organisasi zionis diluar Israel dan para simpatisan zionisme melakukan berbagai hal, secara terbuka maupun tersembunya, untuk mempengaruhi pendapat umum dan kebijaksanaan negara-negara lain.
h. Yahudi Sebagai Simbol Perubahan Yang Mengancam
Umat Islam Indonesia tentunya menjunjung tinggi solidaritas dengan bangsa Palestina. Indonesia tidak mengakui negara Israel. Apalagi pendudukan Gaza dan Tepi Barat pembangunan pemukiman Yahudi, sebagai ketidak adialn yang tidak dapat dibenarkan. Tapi belakangan terdengar banyak ungkapan anti Yahudi yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah Israel-Palestina. Hal-hal di Indonesia yang tidak disenangi (pemikiran islam liberal, konsep HAM) dikaitkan dengan konspirasi Yahudi.
Yahudi memang sejak dulu diakitkan dengan golongan yang oleh pihak tertentu membahayakan status quo:
a. Paham Syiah, konon berasal dari seorang bekas Yahudi bernama Abdullah Bin Saba', yang pura-pura masuk Islam. Ia konon yang pertama-tama mengistimewakan Ali Bin Abi Thalib dan mulai mengkultuskan Ali dan keturunannya. Alasannya untuk menghancurkan Islam dari dalam.
b. freemansonry (vrijmetselarij), suatu gerakan rahasia dan internasional, tapi tiap negara mempunyai karakter sendiri. Kasus yang pernah terkenal karena skandal politik dan korupsi menyangkut sebuah cabang fremansonry di Italia yang anggotanya terdiri dari peguasaha besar, politisi,jaksa dan hakim, militer dan mafia.
c. Rotary Club, Lions Club dan sebagainya, perkumpulan orang elit bercorak khas amerika.
d. Marxisme dan sosialisme-sosialisme lainnya. Tujuan Marxisme sebenarnya berbeda dengan zionisme, namun bagi penganjur teori konspirasi tidak masalah. Baik kapitalisme maupun anti kapitalisme dipercayai merupakan bagian dari konspirasi Yahudi-Zionis yang sama.
“Yahudi”nya Indonesia
Mungkin tidak terlalu mengejutkan bahwa di Indonesia belakangan ini pemikir-pemikir Islam berwawasan kosmopolitan sudah mulai dijuluki “Yahudi” dan “Zionis” pula. Gerakan pembaharuan Islam yang mengkritik faham-faham mapan, menawarkan pola penafsiran baru dan menganjurkan sikap toleran terhadap sesama muslim maupun agama lain tentu sajA dicurigai oleh golongan yang berpegang kuat pada faham mapan.
Setidaknya ada dua penjulukan “Yahudi” terhadap pemikir islam yang liberal. Pertama menyangkut pemikiran mereka, yang dituduh dipengaruhi oleh Orientalisme. Dan yang kedua, yaitu menyangkut kosmopolitanisme dan kemodernan mereka serta golongan sosial yang merupakan pendukung utama mereka. Sindiran tentang “Yahudi” dan “Zionis” pernah dilontarkan melawan Nurcholis Madjid dengan Paramadinanya dan kemudian melawan LSAF dan Majalah Ulumul Quran.
Dinegara pancasila, pertentangan “antargolongan” tidak bisa secara terang-terangan. Namun di Indonesia tidak punya hubungan dengan Israel dan agama Yahudi, oleh karena itu tidak beresiko bila mengutuk Yahudi.
Wacana tentang Yahudi dan konspirasi untuk menguasai dunia dengan protokol-protokol para sesepuh zion sebagai sumber utama, berasal dari eropa dan masih mencerminkan pertentangan sosial eropa. Wacana tersebut sampai ke indonesia melalui arab saudi. Di indonesia, wacana ini telah mendapat fungsi abru dan ditapkan untuk membicarakan pertentangan nyata yang tidak bisa dibicarakan secara terbuka. Wacana ini tidak membantu untuk memahami apa yang terjadi disekitar kita, tapi boleh jadi lebih memuaskan sebagai penjelasan dan pembenaran kegagalan orang daripada sebuah analisa yang lebih bersungguh-sungguh. Dan sejarah eropa abad terakhir ini menunjukkan betapa berbahaya wacana ini.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Response to "Yahudi Sebagai Wacana Simbol Dalam Wacana Pemikiran Islam Indonesia Masa Kini"

Posting Komentar